Bio Farma Siap Ekspor Vaksin Indovac
Meski akan berbayar, vaksin Covid-19 hasil produksi Holding BUMN Farmasi ini, pada tahap awal penggunaannya, diberikan secara gratis.
Kerjasama ini tak hanya terbatas pada Bio Farma, tapi bisa diperluas hingga anak usaha Holding BUMN Farmasi seperti Kimia Farma dan Indofarma.
Masuki Uji Klinis Fase Tiga, Vaksin BUMN Prioritaskan Anak-anak
Diperkirakan total ketersediaan stok vaksin di Indonesia untuk supply bulan September diharapkan bisa mencapai lebih dari 70 juta dosis.
Selama ini, terutama sejak pandemi Covid-19, belum ada penelitian dan uji kesehatan di angkutan publik, termasuk bus penumpang, yang dapat memberikan jaminan bahwa angkutan publik tersebut benar-benar terbebas dari paparan Covid-19.
Bio Farma terus mendistribusikan vaksin Covid-19 ke 34 provinsi dari berbagai macam platform, baik dari yang diolah sendiri di Bio Farma, maupun dari produsen lain seperti AstraZeneca Covax, Moderna dan bilateral.
Jumlah 70,4 juta dosis vaksin itu dalam bentuk 9,7 juta vial vaksin.
Tidak seperti Sinopharm yang memerlukan dua dosis, vaksin CanSino hanya membutuhkan satu kali penyuntikan.
Induk perusahaan holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) akan mengimpor vaksin moderna, sedangkan anak perusahaannya, PT Kimia Farma Tbk menjadi importir vaksin Sinopharm.
Upaya ini dilakukan melalui impor vaksin dan mengembangkan vaksin dalam negeri.
Ini merupakan pengiriman batch kedua setelah pengiriman batch pertama sebesar 1,2 juta dosis pada tanggal 6 Desember 2020.
Secara akumulatif hingga akhir Desember 2020 tercatat sebanyak 30 juta dosis vaksin jadi yang ditangani oleh Bio Farma
Setelah tiba, vaksin kemudian dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma.
Saat ini uji klinis fase tiga sudah memasuki masa monitoring untuk melihat efikasi (khasiat), imunogenicity, serta memastikan keamanan dari calon vaksin COVID-19.
Di sini terjawab bahwa kita memiliki perusahaan yang berkualitas dunia yakni Bio Farma.
Untuk memvaksinasi seluruh warga Indonesia, maka akan membutuhkan dua kali lipat dari jumlah dosis yang dibutuhkan.
Saat ini pemerintah mempercayakan produksi vaksin merah putih kepada PT Bio Farma (Persero).
Erick Thohir menyampaikan Bio Farma tidak hanya sekedar mengolah dan mendistribusikan saja, tetapi juga ada unsur transfer teknologi dari Sinovac.